"Setiap orang, baik pria atau wanita, yang tidak senang dengan novel yang bagus, pasti sangat bodoh," tulis Jane Austen di Northanger Abbey. Sementara ada banyak novel di luar sana untuk dinikmati, beberapa dianggap lebih besar atau lebih penting daripada yang lain, baik karena prosa mereka yang luar biasa, alur cerita yang menggugah pikiran, atau batasan yang mereka langgar pada saat penerbitan. Untuk memberi diri Anda landasan sastra yang baik, kami telah mempersempitnya menjadi 10 novel yang harus dibaca yang harus setiap orang sebanyak satu kali dalam hidup mereka, banyak di antaranya masih termasuk dalam daftar bacaan sekolah hari ini. BACA JUGA 10 Buku Resep Favorit Bazaar yang Bisa Dibeli Sekarang Dari penjelajahan Harper Lee tentang ketegangan rasial dalam To Kill a Mockingbird, hingga kisah roman gothic karya Emily Brontë, Wuthering Heights, dan mahakarya F. Scott Fitzgerald, The Great Gatsby, ini adalah buku klasik untuk dibaca kembali atau ditambahkan ke daftar bacaan Anda sekarang. Untuk inspirasi bacaan lebih lanjut, lihat artikel ini untuk rekomendasi bacaan bertema kisah cinta modern terbaik serta bacaan musim panas terbaik, dan buku-buku yang membangkitkan semangat untuk meningkatkan semangat Anda atau membawa Anda untuk tersesat dalam kumpulan halaman yang menarik dan mendebarkan. To Kill a Mockingbird by Harper Lee Courtesy of Bazaar UK Kisah klasik Harper Lee yang berlatarkan Alabama tahun 1930-an mungkin merupakan sebuah teks tentang ketegangan rasial di Deep South. Ceritanya mengikuti pengacara kulit putih Atticus Finch ketika ia berusaha menyelamatkan nyawa Tom Robinson, seorang pria kulit hitam yang dituduh memperkosa seorang wanita kulit putih. Dengan dinarasikan oleh putri Finch yang berusia enam tahun, Scout, situasi yang tidak adil dan tidak dapat dipahami semakin diterangi, dilihat dari mata seorang anak yang tidak bersalah. The Catcher in the Rye by JD Salinger Courtesy of Bazaar UK "Jika Anda benar-benar ingin mendengarnya, hal pertama yang mungkin ingin Anda ketahui adalah di mana saya dilahirkan, dan seperti apa masa kecil saya yang buruk, dan bagaimana pekerjaan orang tua saya dan semua sebelum mereka memiliki saya, dan semua itu. Omong kosong David Copperfield, tapi saya tidak ingin membahasnya, jika Anda ingin tahu yang sebenarnya," begitulah awal cerita modern JD Salinger tentang kisah masa depan, The Catcher in the Rye. Kekecewaan yang dirasakan oleh banyak remaja di Amerika tahun 1950-an ditangkap dengan cemerlang oleh pahlawan penulis yang tidak konvensional, Holden Caulfield, saat ia menceritakan petualangannya di New York City selama dua hari setelah melarikan diri dari rumah. Great Expectations by Charles Dickens Courtesy of Bazaar UK Jika Anda akan membaca salah satu karya Dickens, jadikan sebagai Great Expectations, yang secara luas dianggap sebagai karya besar penulis hebat. Ini bercerita tentang Pip, seorang yatim piatu yang lolos dari awal hidup yang sederhana untuk memenangkan cinta seorang gadis kelas atas, Estella. Menampilkan beberapa karakter yang paling berkesan dalam kanon sastra, mulai dari terpidana yang melarikan diri yaitu Magwitch, hingga pengantin wanita yang ditolak cintanya, Miss Havisham. Kisah ini menjadi sebuah peringatan tentang gaya hidup yang bercermin pada kemajuan sosial yang salah arah. Lord of the Flies by William Golding Courtesy of Bazaar UK Ketika kecelakaan pesawat membuat sekelompok anak sekolah terdampar tanpa orang dewasa di pulau tropis yang sepi, tidak lama kemudian upaya peradaban mereka gagal dan naluri dasar mereka mengambil alih. Calon pemimpin Ralph mencoba mendirikan masyarakat baru dalam bayangan cermin dari masyarakat yang telah mereka tinggalkan, sementara saingannya Jack dan para pengikutnya tunduk pada naluri mereka yang lebih gelap dan menjadi liar. Sebuah studi yang sangat baik tentang sifat manusia, ini mengeksplorasi apa yang mungkin terjadi jika kita dibiarkan sendiri tanpa kerangka masyarakat, dan bagaimana manusia juga merupakan hewan di hati. The Handmaid's Tale by Margaret Atwood Courtesy of Bazaar UK Bertempat di masa depan dystopian, The Handmaid's Tale membayangkan sebuah dunia saat bencana lingkungan telah menyebabkan mayoritas populasi wanita menjadi tidak subur. Ketika kelompok agama fundamentalis merebut kendali atas apa yang dulunya milik AS, wanita subur dikumpulkan dan dilatih untuk diam menjadi 'pelayan' tanpa nama, dipaksa untuk berkembang biak dengan pria yang berkuasa. Novel Margaret Atwood mengeksplorasi konsekuensi dari pembalikan hak-hak perempuan dan sejak itu dijadikan serial TV terkenal. The Scarlet Letter by Nathaniel Hawthorne Courtesy of Bazaar UK Akrab bagi anak-anak sekolah di mana pun berkat popularitasnya pada kurikulum, The Scarlet Letter menggunakan simbolisme untuk mengeksplorasi isu-isu termasuk dosa, penebusan dosa, dan bagaimana penampilan bisa menyesatkan. Bertempat di dunia Puritan yang ketat di Boston tahun 1640-an, film ini mengikuti kesengsaraan Hester Prynne, seorang wanita yang diasingkan dari masyarakat dan dipaksa untuk memakai huruf A merah yang diperuntukan untuk pezina sebagai hukuman karena melakukan perzinahan, sementara rekannya dalam kejahatan, yang tokoh utama dalam masyarakat ini, menebus dosanya secara pribadi karena ia menolak untuk membuka kedoknya. Lolita by Vladimir Nabokov Courtesy of Bazaar UK "Lolita, cahaya hidupku, api pinggangku. Dosaku, jiwaku. Lo-lee-ta ujung lidah melakukan perjalanan tiga langkah ke langit-langit mulut untuk mengetuk, pada tiga, di gigi. Lo . Ini adalah kalimat pembuka dari salah satu novel terindah dan kontroversial dalam bahasa Inggris, yang ironisnya ditulis oleh seorang penulis Rusia, Vladimir Nabokov. Narator, pedofil, dan penyair Lolita yang tidak dapat diandalkan, Humbert Humbert, menggoda pembaca seperti yang ia lakukan pada putri tirinya yang berusia 12 tahun, membuat kami terlibat dalam penculikan dan kejahatannya. Wuthering Heights by Emily Brontë Courtesy of Bazaar UK Tidak ada daftar bacaan yang lengkap tanpa roman gothic Emily Brontë, Wuthering Heights. Ditulis sebagai reaksi terhadap fiksi romantis populer Jane Austen, itu adalah kisah yang sama sekali lebih gelap dan lebih rumit, diatur dalam bingkai narasi dan mencakup dua generasi. Menampilkan beberapa prosa terindah dalam kanon Inggris, penggambarannya tentang hubungan cinta Heathcliff dan Cathy yang hancur menghantui pembaca lama setelah buku itu diletakkan. Lady Chatterley's Lover by DH Lawrence Courtesy of Bazaar UK Ketika suami Lady Chatterley, Clifford, kembali dari medan perang Prancis dalam keadaan lumpuh dari pinggang ke bawah, jarak emosionalnya mendorongnya ke dalam perselingkuhan yang eksplosif dengan pengawas binatang liar mereka, Oliver Mellors yang berbicara kasar dan tabu dalam masyarakat yang hidup dalam keadaan perang. Saat ini, penggambaran novel tentang eksploitasi seksual dari pahlawan wanita hampir tidak akan mengangkat alis, namun kisah cinta dan nafsu DH Lawrence yang terjadi antara lintas batas kelas sosial dianggap sangat mengejutkan publikasi pada tahun 1960 sehingga dilarang secara luas dan bahkan dikenakan pengadilan kecabulan. The Great Gatsby by F Scott Fitzgerald Courtesy of Bazaar UK Mahakarya F Scott Fitzgerald, The Great Gatsby telah menjadi identik dengan Roaring Twenties dan kematian yang disebut American Dream. Sebuah tragedi modern, menggambarkan kejatuhan Jay Gatsby, seorang jutawan baru, saat ia berusaha memenangkan kembali cinta mantan kekasihnya Daisy Buchanan, yang sekarang menikah dengan pria kaya lainnya. Dalam pencarian obsesifnya akan kekayaan dan status, seperti yang dilambangkan oleh Daisy, dia lalai untuk melihat sifat aslinya, pada akhirnya menyebabkan kejatuhannya. BACA JUGA10 Mata Uang Terendah di Dunia105 Film Paling Romantis Sepanjang MasaPenulis Bazaar UK; Artikel ini disadur dari Bazaar UK; Alih bahasa Farah Armelia Khadijah; Foto Courtesy of Bazaar UK
Adasebuah kutipan yang terkenal dari Yus Arianto dalam bukunya yang berjudul Jurnalis Berkisah. "Jurnalis, bila melakukan pekerjaan dengan semestinya, memanglah penjaga gerbang kebenaran, moralitas, dan suara hati dunia,". Kutipan tersebut benar-benar menggambarkan bagaimana seharusnya idealisme seorang jurnalis dalam mengamati dan mencatat. Sudah sebulan lebih pemerintah Indonesia menyuruh para warganya untuk tetap di rumah demi mencegah penyebaran virus Corona. Efek terlalu lama di rumah pasti membuat orang-orang jadi gampang jenuh. Energi yang semula dihabiskan untuk bekerja atau beraktivitas di luar rumah, kini jadi sulit tersalurkan. Mereka harus mencari kegiatan yang dapat menghilangkan kebosanan tanpa meninggalkan buku merupakan salah satu kegiatan yang paling cocok saat di rumah saja. Dengan membaca buku, kita dapat membuat pikiran tetap waras dan jernih sekalipun sedang menghadapi situasi yang gawat. Lalu, jenis buku apa yang cocok untuk dibaca ulang di kondisi seperti ini? Saya pun mencoba merekomendasikan tujuh buku kumpulan cerita yang asyik agar bisa menghibur kalian dari rasa penat karena di rumah Akbar SholihinLifestyle bloggerYoga Akbar Sholihin lahir di Ponorogo, Jawa Timur, pada 24 Mei 1995. Ia kini tinggal di Jakarta Barat. Berawal dari kegemarannya membaca buku cerita sejak bo... Lihat lebih banyakA. S. LaksanaBidadari yang MengembaraYoga Akbar SholihinDunia magis yang terjadi pada dua belas cerpen A. S. Laksana di buku ini sebetulnya dekat dengan keseharian kita. Temanya pun lebih sering tentang keluarga. Akan tetapi, cara A. S. Laksana mengolah kalimat-kalimatnya akan membuat pembaca terhanyut ke dalam pembuka yang bertajuk Menggambar Ayah, misalnya, otomatis membuat saya terpesona. Ceritanya dituturkan lewat sudut pandang seorang anak yang tak memiliki ayah, lalu dia menggambar ayahnya di tembok-tembok rumah warga. Penampilan anak itu terbilang cacat karena bentuk kepalanya tidak bagus, kedua matanya melotot besar, dan tangannya panjang terlahir seperti itu lantaran tak diinginkan oleh ibunya sendiri. Penulis dengan cerdik menggambarkan kejadian saat sang anak masih berada di dalam perut ibunya, kemudian mendapat serangan dari racun pil penggugur kandungan yang ditelan sang ibu. Baguslah ada malaikat-malaikat penjaga yang membangun benteng demi menyelamatkan bayi itu. Bukankah kisah semacam itu terasa magis? Belum lagi cerita tentang seorang manusia yang berubah menjadi seekor kupu-kupu atau seorang istri yang tiba-tiba mengeluh kepada suaminya karena merasa di dalam kepalanya terdapat ular. Ada juga kisah seorang adik yang lama tak berjumpa dengan kakaknya, tetapi begitu bertemu kembali sang kakak justru berubah menjadi sesosok banci. Dengan menghadirkan ide cerita seciamik itu dan memberikan humor yang sesuai porsi, rasanya memang pantas kalau karya A. S. Laksana ini terpilih sebagai buku sastra terbaik tahun 2004 versi Majalah Avianto Pareanom Muslihat Musang EmasYoga Akbar SholihinSetahu saya, tak ada satu pun manusia yang suka dibohongi ataupun ditipu. Namun dalam konteks yang berbeda, seperti pada pertunjukan sulap, sebagian orang justru rela meluangkan waktu dan mengeluarkan uangnya untuk dikibuli. Saat menonton acara sulap, kita tentu sadar bahwa akan tertipu, bahkan justru mengharapkannya. Hal ini karena di lain sisi ada perasaan menyenangkan yang tak bisa dijelaskan ketika sang penampil berhasil mengelabui kita lewat trik-triknya. Kita pun jadi bertanya-tanya bagaimana caranya. Nah, membaca buku kumpulan cerita Muslihat Musang Emas karangan Yusi Avianto ini menurut saya bagaikan sedang menonton pertunjukan sulap. Saya berulang kali merasa jengkel sekaligus kagum saat mendapatkan kejutan di dalam ceritanya. Saya baru tahu kalau ditipu berkali-kali oleh cerita yang bagus ternyata bisa seasyik ini. Buku yang berisi 21 cerpen ini memang tidak semuanya mengandung tipu muslihat alias plot twist. Meski begitu, kesenangan ketika membaca ceritanya tak perlu diragukan lagi. Yusi menghadirkan tokoh-tokoh yang bernasib sial, lalu menggiring pembaca untuk menertawakan kemalangan mereka. Selain tertawa-tawa, tentunya ada juga kisah yang secara tak langsung mengajak kita untuk berkontemplasi. Teknik penceritanya pun sangat mengasyikkan untuk diikuti. Jika kebanyakan cerita dimulai dari awal kemudian menuju akhir, Yusi Avianto memakai alur maju mundur pada beberapa cerpen demi menghindari klise. Bahkan pada cerpen Alfion, dia memulai kisahnya dari bagian akhir, yaitu saat tokohnya tewas terbunuh. Pembaca lantas dibuat bertanya-tanya, mengapa sang tokoh menjadi buronan polisi? Apa yang memutuskan Alfion hidup sebagai penjahat? Siapa yang memicu Alfion memilih jalan itu? Kisah pun bergerak mundur ke beberapa tahun silam demi menjawab pertanyaan-pertanyaan semacam KurniawanPerempuan Patah Hati yang Kembali Menemukan Cinta Melalui Mimpi Yoga Akbar SholihinJatuhnya pilihan saya untuk merekomendasikan buku ini ketimbang karya Eka lainnya, Corat-coret di Toilet atau Cinta Tak Ada Mati, adalah karena tema di dalamnya sangatlah beragam. Dari 15 cerpen di buku ini, Eka tidak hanya mengisahkan tentang manusia, tetapi juga memunculkan hewan-hewan. Seperti pada cerpen Membuat Senang Seekor Gajah, Setiap Anjing Boleh Berbahagia, Kapten Bebek Hijau, dan Pelajaran Memelihara Burung Beo, semua kisah tentang hewan. Belum lagi pilihan Eka yang unik untuk menghidupkan benda mati pada Cerita Batu. Menyimak bagaimana batu memiliki dendam terhadap seorang manusia karena ia dijadikan sebagai alat membunuh manusia lain benar-benar menghibur. Sekalipun saya menjagokan cerita binatang daripada manusia di buku ini, bukan berarti cerpen mengenai kisah manusianya buruk. Cerpen-cerpen tersebut juga tak kalah menarik, terutama cerpen yang dijadikan judul buku berupaya menulis ulang cerita The Ruined Man Who Became Rich Again Through a Dream dari buku The Arabian Nights terjemahan Sir Richard F. Burton dengan gayanya sendiri. Lebih tepatnya, Eka hanya mengambil ide pokoknya, lalu menyulapnya menjadi cerita baru yang berlatar di Pangandaran, Jawa Barat. Kalau penulisan semacam itu adalah bentuk eksperimen, saya kira Eka telah berhasil AnugrahBakat MenggonggongYoga Akbar SholihinBiasanya judul buku kumpulan cerpen dipilih dari salah satu cerpen yang terhimpun di dalamnya. Namun, buku ini mencoba untuk mendobrak sistem itu. Saya pikir pemilihan judulnya diambil dari kemampuan naratornya yang lihai dalam bercerita. Dengan gaya bercerita yang cerewet, terkesan sok tahu, dan sinis, entah mengapa justru menjadi keunikan tersendiri hingga mampu memikat pembaca. Selain naratornya yang asyik, Dea Anugrah juga bermain-main dengan teknik penceritaaan. Seperti yang kita ketahui, cerita lazimnya terdiri dari narasi, deskripsi, dan dialog. Lalu, pada cerpen Kisah Sedih Kontemporer IV, Dea menyampaikan sebuah kisah tersebut cuma lewat dialog. Walaupun terlihat singkat dan amat sepele, tetapi ujaran-ujaran tokohnya bagi saya begitu penting. Coba bayangkan saja bagaimana dialog sepasang suami istri yang ingin bercerai, lalu memutuskan hak asuh anak mereka dengan melempar koin. Bukankah itu konyol sekali?Tema yang ada di buku ini banyak bercerita tentang kesedihan dan kematian, tetapi saya salut sekali dengan penulisnya karena sanggup mengolah tulisannya dengan baik tanpa terlihat cengeng. Dengan membaca ulang buku ini, tentunya bisa membuat saya belajar banyak gaya kepenulisan. Pujian terakhir saya berikan buat ilustrasi keren pada awal-awal bab yang menjadi nilai tambah dari buku KeretThe Seven Good YearsYoga Akbar SholihinIsi buku memoar penulis asal Israel ini justru bertolak belakang dengan judulnya. Kejadian-kejadian yang dialami si penulis selama tujuh tahun itu ternyata lebih banyak keburukannya daripada kebaikannya. Contohnya, ketika dia berada di rumah sakit untuk menunggu kelahiran anak pertamanya, dia malah didatangi oleh salah seorang wartawan dan disangka sebagai korban perang. Mau bagaimana lagi, dia memang tinggal di negara yang berperang. Biarpun begitu, dia ternyata malah menuliskan pendapatnya dengan menentang kependudukan Israel di Palestina, serta mendukung perdamaian sampai-sampai diboikot oleh negaranya sendiri. Cerita-cerita kesehariannya yang dipenuhi dengan kesialan dan penderitaan disampaikan secara kocak. Keret seolah-olah mengajak pembaca untuk menjadikan suatu tragedi sebagai komedi. Pada bab Pendosa yang Lain, Keret berujar bahwa penulis bukanlah nabi. Dia adalah pendosa lainnya yang punya kesadaran lebih tajam dan menggunakan bahasa yang sedikit lebih tepat untuk mendeskripsikan realitas yang tak terbayangkan di dunia kita. Penulis bukanlah orang yang lebih baik dari pembacanya, kadang dia jauh lebih buruk, dan begitulah seharusnya. Dengan itu, Keret ingin menyampaikan kalau penulis bukanlah malaikat. Dia sama seperti manusia lainnya yang bisa berbuat salah dan mengalami nasib apes. Cerita-ceritanya terasa dekat dan dapat mewakilkan CarverWhat We Talk About When We Talk About LoveYoga Akbar SholihinSebagian pembaca menyukai akhir cerita yang pasti, entah itu bahagia ataupun sedih. Sedangkan, sebagian yang lain menggemari akhir kisah yang menggantung. Bagi saya sendiri, selama ceritanya dituturkan dengan baik, saya tidak masalah dengan bentuk akhirnya. Akan tetapi, makin ke sini, lama-lama saya berubah menjadi tipe yang kedua. Daripada hasilnya tak sesuai dengan kenginan kita, cerita yang menggantung terasa lebih cocok karena menyediakan ruang kepada pembaca untuk menerka-nerka kelanjutan kisahnya ataupun menganalisisnya. Ya, bisa dibilang sekalian melatih daya imajinasi kita. Mayoritas tulisan Raymond Carver dalam kumpulan cerpen ini termasuk ke jenis cerita dengan akhir yang menggantung, bahkan cenderung ambigu. Ketika awal-awal membaca, saya pun sampai membatin mengapa ceritanya berakhir begitu saja saking ambigunya. Namun, saat dibaca ulang, saya malah terpukau dengan gaya penulisannya yang minimalis dan menerapkan teknik "show, don't tell". Jadi, sang penulis cuma menunjukkan sebuah adegan kepada pembacanya tanpa repot-repot menjelaskan mengapa kisahnya begini dan begitu. Menurut saya, di situlah letak efektivitasnya. Saya kira Carver dengan sengaja menahan informasi pada cerita-ceritanya dan membiarkan pembaca berspekulasi sendiri. Misalnya, pada cerpen yang berjudul Satu Hal Lagi. Kisahnya cuma menunjukkan seorang istri yang menyuruh suaminya minggat. Sebab, saat pulang kerja, sang istri mendapati suaminya mabuk-mabukan lagi dan merundung anak gadisnya sendiri. Suami itu tentu tidak terima diusir. Ia membuat keributan dengan memecahkan perabotan dan berujung ancaman dari sang istri yang ingin menelepon polisi. Akhirnya, sang suami pun terpaksa menuruti kemauan istrinya. Akan tetapi, sebelum sang suami benar-benar meninggalkan rumah, dia ingin mengatakan satu hal lagi kepada istri dan anak gadisnya. Namun, entah mengapa suaminya malah mendadak bingung mau bilang apa. Cerita pun berakhir sampai di situ. Nah, timbul pertanyaan di benak pembaca, apa kira-kira yang ingin diucapkan sang suami? Berkat hal semacam itulah saya jadi lebih leluasa membayangkan motif para karakternya. Mungkin Carver ingin menunjukkan sisi kelam manusia tanpa perlu berterus terang, serta mengisahkan kesepian dan kesedihan hidup tanpa harus Luis BorgesParabel Cervantes dan Don QuixoteYoga Akbar SholihinPerkenalan saya dengan Jorge Luis Borges berawal dari sebuah kutipan "Membaca merupakan kegiatan yang lebih intelek daripada menulis." Dari sana, berangkatlah saya mencari tahu siapakah tokoh tersebut. Hasil pencarian itu langsung membuat saya terkesan. Sebab, saya jadi tahu bahwa penulis kelahiran Argentina ini sangat gemar membaca, bahkan ketika dirinya mengalami kebutaan pun ia tetap meminta tolong orang lain untuk membacakannya buku. Berkat pembacaannya yang tekun dan teramat beragam itulah Borges mampu mengolah cerita dengan mengombinasikan beberapa hal sekaligus. Mitologi, fantasi, dan filsafat digabungkannya menjadi sebuah kisah baru yang belakangan saya ketahui bernama realisme buku ini, kita akan menemukan kisah mengenai hewan-hewan yang berkaitan dengan mitologi seperti Burak, burung Simurgh, Bahamut, dan Ouroboros. ada juga kisah fantasi tentang pertemuan antara seorang tokoh yang sudah tua dengan dirinya sendiri sewaktu muda, lalu mereka mengobrol. Ada pula cerita seorang penulis yang berjumpa dengan tokoh karangannya cerita di buku ini sungguh berbeda dengan cerpen kebanyakan. Jika cerpen yang biasa kita temukan berfokus pada alur dan penokohan, cerita-cerita di buku ini lebih mengedepankan gagasannya. Meski kelihatannya tampak rumit, keahlian Borges dalam bermain-main, yaitu memfiksikan yang nyata ataupun menyatakan yang fiksi, benar-benar membuat saya takjub. Sampai-sampai saya bertanya kepada diri sendiri, "Harus berapa banyak membaca buku demi bisa mengolah cerita sekeren ini?" Sepertinya kutipan Borges tentang membaca itu benar adanya, sebab wawasan saya sepertinya langsung bertambah luas sehabis melahap cerita-cerita di buku ini.Dalamkebanyakan kasus, tidak perlu membaca buku ilmiah dari awal sampai akhir, tetapi melompat dari satu bagian ke bagian lain juga tidak begitu ada manfaatnya. Sebaiknya, bila memang harus bacalah bagian dari satu bab, bila tidak, rencanakan untuk membaca keseluruhan bab. Pahami lebih baik bacaan Anda.
13 Cara Efektif Membaca Buku1. Memasang Target Membaca2. Mereview Isi Buku3. Memasang Timer4. Memasang Marker5. Memperhatikan Jarak Baca Mata ke Buku6. Menambah Daftar Kosakata untuk Sendiri7. Membaca Kalimat Topik Penelitian8. Menandai Kalimat Penting Menggunakan Highliter9. Menulis Ringkasan10. Memilih Bacaan yang Sesuai Selera11. Jangan Membaca Setiap Kata12. Jangan Membaca Setiap Bagian Teks13. Jangan Mengulang Bacaan Suka membaca buku dan kemudian merasa butuh cara efektif membaca buku agar waktu membaca lebih efisien dan bahkan bisa mendapatkan cara efektif membaca buku yang cepat paham? Pahami artikel ini sampai tuntas untuk 13 Solusi yang kami berikan. Membaca memang bagi sebagian orang merupakan hobi yang disukai dan kemudian rutin dilakukan. Apalagi membaca buku bisa dilakukan dimana saja baik ketika itu di rumah maupun di perjalanan. Membaca buku memang menyenangkan sekaligus bisa menambah wawasan. Hanya saja ada kalanya seseorang merasa membutuhkan waktu terlalu lama sampai berbulan-bulan untuk menyelesaikan satu judul buku. Padahal ada lebih banyak daftar judul lain yang perlu dibaca, baik sebagai hiburan maupun sebagai penunjang kegiatan belajar. Mengatasinya, maka perlu mempelajari betul bagaimana membaca secara efektif. Jika sudah paham maka dijamin proses membaca bisa berlangsung lebih cepat. Sehingga dari yang biasanya diselesaikan dalam kurun waktu satu minggu. Kini bisa diselesaikan dalam waktu beberapa hari saja. Apa saja yang harus dilakukan? Simak infonya di bawah ini. 13 Cara Efektif Membaca Buku Supaya membaca bisa cepat paham sekaligus efektif, sehingga bisa menyerap informasi dan ilmu dari sebuah buku. Perhatikan dan pastikan Anda terapkan cara-cara untuk bisa membaca secara efektif tersebut 1. Memasang Target Membaca Cara yang pertama adalah memasang target, maksudnya adalah menentukan berapa lama membaca satu judul buku akan dilakukan. Misalnya Kita memiliki target akan menyelesaikan satu judul buku dalam waktu 5 hari sehingga selama lima hari ini bisa aktif membaca, berapapun waktu luang yang dimiliki. Menentukan target menjadi langkah pertama untuk bisa membaca buku secara efektif. Sebab kebanyakan pembaca akan sangat santai membaca buku karena tidak ada target untuk dicapai. Dampaknya, satu buku baru bisa diselesaikan setelah dua minggu bahkan lebih. Padahal perlu membaca buku lainnya untuk mencapai suatu keperluan atau tujuan. 2. Mereview Isi Buku Membaca buku secara efektif akan lebih mudah dilakukan jika melakukan review buku. Yakni melakukan pratinjau buku sebagaimana menonton trailer dari suatu judul film yang akan ditonton. Sehingga lewat trailer tersebut siapa saja bisa mendapatkan potongan konflik dan adegan di dalam film, kemudian memutuskan untuk menontonnya atau tidak. Pratinjau di dalam buku akan membantu mengetahui beberapa poin penting yang diulas di dalam buku tersebut. Kemudian bisa mengetahui apa saja bagian penting yang wajib dibaca dan mana yang sebaliknya. Sebab meskipun di dalam buku ada 10 bab, bisa jadi inti pembahasan hanya ada pada 2 bab di bagian tengah atau bahkan bab di bagian akhir. Oleh sebab itu, lakukan pratinjau dengan membaca daftar isi dan sedikit kata pengantar. Melalui daftar isi kemudian akan diketahui bab mana saja yang sudah mewakili judul dan menjadi bagian wajib dibaca. Jika membaca bab dalam jumlah sedikit maka sudah menjadi cara efektif membaca buku, karena tidak perlu waktu lama sudah bisa paham isi buku tersebut. Apabila ingin tau cara yang benar dalam review buku, perhatikan cara berikut Cara dan Contoh Review Buku [Terbaru] 3. Memasang Timer Supaya kegiatan membaca bisa lebih efektif, pembaca juga bisa mencoba memasang timer. Silahkan mengatur timer di smartphone dan mulai membaca satu halaman penuh. Catat berapa menit atau berapa detik satu halaman tersebut selesai dibaca. Lakukan hal serupa untuk dua sampai tiga lembar lagi, dan hitung rata-rata waktu yang diperlukan untuk membaca satu lembar penuh. Apabila merasa waktu membaca terlalu lama maka bisa terus berlatih untuk memperpendek waktu membaca satu halaman. Adanya timer membantu meningkatkan efisiensi waktu membaca, sehingga lebih fokus menyelesaikan halaman demi halaman. Jika sudah terbiasa maka tidak perlu lagi memakai timer. Sebab secara alami sudah bisa membaca dengan cepat sekaligus efektif, sehingga tidak seperti sedang mengeja kata demi kata di buku tersebut. Baca Juga Artikel Menarik Ini Membaca Cepat pada Tahap Pre-Writing Teknik Menulis Buku dengan Membaca Teks Kehidupan Tips agar Tidak Bosan Saat Membaca Cara Merangkum Buku yang Benar 4. Memasang Marker Cara efektif membaca buku berikutnya adalah memasang marker atau penanda. Marker memang menjadi hal penting bagi setiap pembaca, karena bisa dibantu mengetahui sudah membaca sampai halaman mana. Tanpa perlu mengingatnya dan mudah terlupa, dan kemudian harus mengulang dari awal lagi. Marker atau penanda buku kini bahkan menjadi salah satu perangkat atau alat bantu membaca yang mudah didapatkan di pasaran. Beberapa bahkan membuat desain yang menarik dan tidak lagi menggunakan material kertas biasa. Sehingga bisa meningkatkan pengalaman membaca menjadi lebih seru dan menyenangkan. Memberi marker pada buku idealnya memang tidak dengan cara dilipat atau menindih dengan pulpen dan benda tebal lainnya. Sebab cara-cara ini akan merusak buku tersebut. Oleh sebab itu perlu menggunakan marker khusus, dan jika ingin hemat bisa menggunakan potongan kertas. 5. Memperhatikan Jarak Baca Mata ke Buku Jarak antara mata dengan bacaan ternyata mempengaruhi efektivitas dari kegiatan membaca tersebut. Lalu, apa hubungannya? Jadi, mengatur jarak baca dengan aman yakni sekitar 30 cm antara mata dengan buku akan efektif menjaga fokus. Sehingga bisa lebih berkonsentrasi membaca dan memahami paragraf demi paragraf. Beberapa orang, merasa mendekatkan mata ke buku bisa membantu meningkatkan fokus. Padahal yang terjadi adalah sebaliknya, karena justru mudah pusing dan pikiran mudah teralihkan. Belum lagi dengan kemungkinan mata mudah lelah sehingga baru membaca beberapa menit sudah memutuskan untuk menutup buku. Jadi, mulailah mengatur jarak membaca supaya aman dan nyaman sehingga bisa fokus membaca serta bertahan sampai sekian jam. Bagaimana jika mata minus atau plus? Sudah tentu solusinya bukan mendekatkan mata ke buku melainkan memakai kacamata yang sesuai. Sehingga meskipun membaca dari jarak 30 cm dijamin semua tulisan terbaca dengan baik. 6. Menambah Daftar Kosakata untuk Sendiri Cara efektif membaca buku ternyata tidak bisa dilepaskan dari proses menambah perbendaharaan kata. Artinya, membaca akan semakin efektif jika mengetahui lebih banyak arti kata. Sehingga tidak berhenti terlalu sering setiap kali menemukan kata yang sulit, asing, dan lain sebagainya. Meskipun beberapa buku dibekali dengan catatan kaki, sehingga semua istilah yang tidak umum digunakan di Indonesia akan dijelaskan. Langkah ini justru membuat fokus menjadi terganggu dan ada kalanya justru harus mengulang bacaan dari paragraf pertama. Jadi, supaya efektif tentu saja mulai menambah kosakata yang dipahami dan dikuasai. Sehingga terbiasa membaca buku dengan banyak istilah asing dan kemudian langsung paham apa yang dimaksud dalam tulisan tersebut. Sedangkan untuk cara menambah perbendaharaan kata bisa dengan rajin membaca, menonton film atau televisi, membaca koran, mendengarkan musik, dan lain sebagainya. Sehingga ada banyak media bisa digunakan untuk menambah perbendaharaan kata dan mendukung aktivitas membaca dengan efektif. Misalnya, ada 300 Kata Baku dan Non Baku berikut. Pahami dan hafalkan ya. 7. Membaca Kalimat Topik Penelitian Jika ingin menguasai cara efektif membaca buku maka ada baiknya langsung menuju ke kalimat topik di setiap paragraf. Sejak SMP tentu sudah belajar bagaimana menentukan topik utama dalam setiap paragraf. Topik utama adalah inti dari pembahasan dan terdapat di semua paragraf. Membaca kalimat yang menjadi topik tentu akan mempersingkat waktu dan sekaligus tetap memberikan pemahaman maksimal terhadap isi bacaan tersebut. Oleh sebab itu, mulailah membaca dengan memberi penanda atau diberi stabilo. Sehingga menjadi highlight yang membantu menemukan topik di setiap paragraf. Hal ini penting, agar tidak lagi membaca kalimat seterusnya jika kalimat topik sudah ditemukan. Bayangkan jika dalam satu paragraf ada 10 kalimat, dan kalimat topik hanya ada 1. Maka sudah dipastikan akan menghemat waktu membaca sampai beberapa menit dalam satu halaman. 8. Menandai Kalimat Penting Menggunakan Highliter Membaca menjadi lebih efektif dengan memberi highliter pada semua kalimat penting yang dijumpai. Penanda ini akan memberi rangkaian informasi keseluruhan isi halaman atau bab. Kemudian bisa menjadi materi atau bagian dari kerangka rangkuman. Stabilo sebagai penanda kalimat penting Penanda dari stabilo juga bisa dilakukan untuk kalimat topik sebagaimana yang sudah dijelaskan di poin sebelumnya. Memberi penanda akan memudahkan proses menyerap informasi penting atau bagian terpenting di dalam satu halaman buku. Bagian inilah yang kemudian fokus dipahami dan tidak menjadi masalah jika melewati paragraf dan kalimat lain. Sebab inti dari pembahasan di dalam satu halaman atau satu paragraf sudah diketahui. Sehingga tidak perlu lagi membuang waktu untuk membaca semua tulisan di dalam satu halaman tersebut. Tentunya sudah bisa dibayangkan berapa waktu yang berhasil dihemat dari langkah ini, padahal tetap bisa menangkap informasi dari bacaan tersebut. 9. Menulis Ringkasan Setelah selesai membaca buku secara keseluruhan, maka jangan langsung beralih ke judul buku lainnya. Melainkan menyusun ringkasan terlebih dahulu baru kemudian memilih buku baru untuk dibaca atau dipelajari. Menyusun ringkasan dari apa yang dibaca meningkatkan peran cara efektif membaca buku. Sebab ringkasan ini membantu siapa saja untuk mengingat kembali semua poin penting atau topik utama dari semua halaman di dalam buku. Bisa dirangkai menggunakan bahasa sendiri agar mudah dipahami dan sesuai dengan apa yang berhasil diingat. Mengapa perlu menyusun rangkuman? Merangkum sama artinya dengan mengingat kembali apa yang sudah dibaca. Rangkuman kemudian menjadi versi yang paling sederhana dari buku tersebut. Sehingga membantu mengingat semua ilmu yang didapatkan dari bacaan, dan bahkan tidak pernah lupa sampai kapanpun. Orang yang terbiasa membaca dan kemudian menyusun ringkasan cenderung lebih mudah untuk mengingat apa saja yang sudah dibaca. Bukan sekedar judulnya saja, melainkan juga isi dari buku tersebut terutama topik utama yang menjadi inti pembahasan. Inilah yang menjadi kelebihan membaca secara efektif, yakni selalu ingat apa saja isi dari buku yang dibaca. 10. Memilih Bacaan yang Sesuai Selera Membaca secara efektif akan terasa sulit dan bahkan sangat sulit untuk dilakukan jika membaca buku yang tidak sesuai dengan selera. Artinya, cara efektif membaca buku akan lebih mudah dilakukan jika memilih bacaan yang memang sesuai dengan selera. Misalnya saja menyukai genre novel romantis, maka tidak perlu repot-repot membaca komik atau genre lainnya. Menentukan buku yang tepat akan membantu menikmati proses membaca itu sendiri. Sehingga bisa memanfaatkan seluruh waktu luang yang berhasil dimiliki untuk membaca. Hal inilah yang kemudian mempercepat durasi membaca dan bisa dengan mudah juga memahami isi buku tersebut. Bagaimana jika membaca buku pelajaran? Selama masuk ke jurusan pendidikan yang sesuai dengan keinginan. Maka dijamin semua buku yang berhubungan dengan jurusan tersebut akan seru untuk dibaca. Jadi, mulailah memilih jurusan kuliah yang sesuai agar tidak merasa terbebani saat harus membaca banyak buku. Hal serupa juga berlaku untuk para dosen, yang memang memiliki tugas untuk menulis dan mempublikasikan tulisannya. Supaya bisa lebih mudah menulis karya maka perlu rajin membaca. Oleh sebab itu, para dosen perlu memilih bidang keilmuan yang disukai agar proses membaca, menulis, dan melakukan publikasi benar-benar bisa dinikmati dan bebas dari beban. 11. Jangan Membaca Setiap Kata Selama ini apakah terbiasa membaca buku dengan membaca kata demi kata? Membaca kata demi kata dan memahami artinya satu per satu biasanya dilakukan oleh anak kecil. Sementara orang dewasa yang sudah menjadikan kegiatan membaca sebagai hobi, rutinitas, dan bahkan kebutuhan perlu menghindarinya. membaca kata demi kata dan mendalami artinya akan memakan waktu lama, sehingga bukan bagian dari cara efektif membaca buku. Saat membaca, ada baiknya melakukan pemindaian dengan membaca satu kalimat utuh dan segera berpindah ke kalimat berikutnya. Sehingga lebih hemat waktu dan bisa segera menangkap informasi penting atau topik utama yang sedang dibahas oleh penulis. Kemudian tidak perlu lagi membaca keseluruhan satu halaman. Bisa beralih ke halaman lain karena sudah paham betul apa yang dijelaskan di halaman sebelumnya melalui topik utama yang berhasil ditemukan. 12. Jangan Membaca Setiap Bagian Teks Selanjutnya, adalah menghindari kebiasaan membaca teks demi teks atau kalimat demi kalimat. Melainkan selalu membaca dengan cepat, jika membaca satu kalimat ternyata belum mendapatkan topik utama. Maka bisa segera beralih ke kalimat selanjutnya, dan seterusnya sampai menemukan topik pembahasan. Membaca teks demi teks atau membuat proses membaca menjadi lama dan belum tentu pesan atau informasi dari penulis bisa dipahami dengan baik. Apalagi sampai bisa diingat dalam jangka waktu yang lama. Lain halnya jika membaca secara efektif dan cepat. Sekalipun hanya membaca bagian topik utama, namun dipastikan sudah langsung paham dan kemudian juga langsung ingat. Membaca materi dalam jumlah terbatas tentu memudahkan otak untuk menyimpannya dalam memori. Saat dibutuhkan maka otak akan mengingat kembali materi atau informasi tersebut. 13. Jangan Mengulang Bacaan Pernah kehilangan fokus saat membaca dan kemudian lupa sudah membaca sampai paragraf atau kalimat mana? Gangguan dari diri sendiri maupun lingkungan sekitar saat membaca bisa menurunkan fokus dan konsentrasi. Hal ini kemudian menciptakan kemungkinan pembaca perlu mengulang bacaan. Waktu yang dipakai untuk membaca satu buku kemudian bisa lebih lama dari seharusnya. Apalagi jika kejadian seperti ini terjadi berulang-ulang, sehingga satu judul buku bisa selesai dalam waktu sebulan bahkan lebih. Menghindarinya, maka perlu menjaga fokus. Caranya adalah memilih tempat terbaik dan kondusif untuk dipakai membaca. Misalnya di perpustakaan yang memang diatur agar lebih tenang dan memiliki kondisi bersih, sejuk, dan sebagainya agar para pembaca merasa nyaman. Kondisi ini akan membantu menjaga fokus dan bisa menyelesaikan bacaan dengan lebih cepat. Melalui cara-cara efektif membaca buku yang dijelaskan di atas, maka siapa saja kini bisa membaca dengan cepat. Tanpa khawatir lagi terlupa dengan informasi dan ilmu yang disajikan oleh buku yang dibaca. Jadi, silahkan diterapkan terutama untuk para peserta didik dan tenaga pendidik. Artikel Terkait 8 Langkah Memulai Menulis Novel Hal Penting dalam Menulis Buku Resensi Tips Menemukan Ide untuk Menulis Buku Cara Menulis Cerpen untuk Pemula
xvzTqx.